Selasa, 03 Desember 2013

Trik Rahasia Memasukkan Kapal Kedalam Botol


Bagi yang belum tau.. terkadang kita binggung bagaimana bisa perahu kecil bisa ada dalam botol ? pertanyaan ini yang sering kita ucapkan ketika kita melihat benda unik hasil kerjinanan tangan manusia.

namun agan tidak perlu binggung sekarang, karena kita akan bahas Cara Membuat Kapal Dalam Botol..

kalo kita pikirkan sejenak Kapal itu jelas jauh lebih besar dari permukaan lubang mulut dalam botol. Banyak orang berpikir bagian bawah botol dipotong?Betul? bagaimanapun persepsi kita kapal kecil tersebut terbuat dari kayu ,layar kertas dan benang.
 
 
 
Ketika kapal dan botol yang telah dipilih,inilah yang menjadi inti bagaimana perahu bisa masuk botol semua pengukuran dari kedua harus diperiksa. badan Kapal dan tiang yang ditidurkan harus sesuai melalui leher botol dan tidak boleh memukul bagian atas atau sisi botol ketika tiang-tiang yang akan didirikan

 
Konstruksi kapal dimulai dengan ukiran lambung. Blok kayu harus mencengkeram di catok sampai bentuk dasar, sisi melengkung, dan dek dipotong. Memahat keluar kayu tambahan yang membuat bagian mengangkat dek di sekitar tepi dek. Busur dan batang (ujung depan dan belakang) kapal dibentuk berikutnya, dan lambung dipotong dari blok tuan rumah dari kayu. Lambung harus diampelas dengan amplas yang semakin halus dan dilapisi dengan cat kuku bening yang akan menutup kayu dan “pernis” dek. Lambung luar kemudian dicat dengan dua lapis enamel warna yang benar. Benang digunakan untuk menandai garis lurus menunjukkan port pistol dan jalur lainnya.
 
Proses singkatnya bisa dilihat poto2 berikut :
 
  
 
 Selamat mencoba kawan ... :D
 

Senin, 02 Desember 2013

Urip Iku Mung Sawang-Sinawang

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti hidup itu hanya pandang-memandang. Pepatah Jawa ini sebenarnya ingin menyatakan bahwa orang hidup di dunia ini hanyalah saling memandang. Artinya, saling menilai, menakar, menduga, dan mengimajinasikan. Contoh lebih jelasnya misalnya kalau melihat seseorang mengenakan pakaian bagus, aseseori mahal, kendaraan mewah, dan sebagainya kita akan dengan mudah menakar atau menduga bahwa orang tersebut tentu hidupnya senang, bahagia, dan makmur. Pandangan atau cara melihat kita kepada orang tersebut bisa saja benar. 

Akan tetapi kebenaran itu belum tentu sempurna. Mungkin juga gagasan atau pandangan kita akan orang itu salah. Bisa jadi orang tersebut memang kaya, tetapi belum tentu hidupnya bahagia seperti pandangan atau dugaan kita. Bisa saja orang yang kaya secara material itu hidupnya penuh kekhawatiran. Khawatir dirampok. Khawatir dicuri. Mungkin juga khawatir dimintai bantuan. Dapat saja terjadi orang yang kaya dalam sisi material itu di dalam hidupnya menghadapi banyak persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Mungkin saja ada saudaranya atau familinya yang sakit yang harus menjadi tanggungannya dalam waktu yang tidak berketentuan, dan sebagainya.

Pandangan demikian itu juga dapat terjadi ketika kita melihat pengemis atau pemulung. Mungkin kita akan segera punya pandangan bahwa orang yang demikian itu pasti hidupnya susah. Padahal sesungguhnya hidup mereka menyenangkan. Profesi pengemis atau pemulung yang mereka jalankan mungkin saja adalah profesi sambilan. Sementara di sisi lain mereka memiliki pekerjaan lain. Dapat juga terjadi bahwa profesi semacam itu memang mereka pilih karena hal itu menyenangkan bagi diri mereka. Mungkin sekali dengan profesi semacam itu mereka justru bisa kaya, banyak tabungan, makmur, dan hidup senang. 

Pepatah ini sebenarnya ingin mengingatkan orang agar orang jangan mudah menilai orang lain dari hal yang tampak oleh mata belaka. Pandangan orang atas apa yang dilihatnya bisa sangat keliru dengan kenyataan yang sesungguhnya.

"Tubuh manusia itu seperti tas kresek ... Yg akan berharga jika isinya berharga" .. O_O